Contoh Soal Unsur Intrinsik Cerpen Pilihan Ganda Beserta Jawabannya Kelas

Contoh Soal Unsur Intrinsik Cerpen Pilihan Ganda Beserta Jawabannya Kelas

contoh soal pilihan ganda tentang unsur intrinsik dan komplikasi​

Daftar Isi

1. contoh soal pilihan ganda tentang unsur intrinsik dan komplikasi​


Jawaban:

Kelas : XI

pelajaran : Bahasa Indonesia

kategori : teks cerpen

kata kunci : soal pilihan ganda, struktur teks

Penjelasan:

pembahasan:

1) Struktur teks cerpen adalah

a. Orientasi - insiden - interpretasi

b. Orientasi - komplikasi - resolusi - koda

c. Abstrak - orientasi - komplikasi - evaluasi - resolusi - koda

d. Abstrak - orientasi - komplikasi - resolusi - interpretasi

e. Abstrak - deskripsi umum - deskripsi bagian - simpulan

Jawaban : C

2) Ringkasan atau inti cerita pada cerpen terletak pada ...

a. abstrak

b. orientasi

c. deskripsi umum

d. evaluasi

e. simpulan

Jawaban : A

3) Sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis dalam teks cerpen terdapat dalam ....

a. orientasi

b. latar

c. abstrak

d. komplikasi

e. deskripsi bagian

jawaban : B

4) Struktur yang berisi pengenalan latar cerita berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen terdapat dalam ...

a. abstrak

b. orientasi

c. komplikasi

d. deskripsi umum

e. koda

Jawaban : B

5) Pada teks cerpen, pembaca dapat mengetahu karakter atau watak pelaku cerita dalam ...

a, Komplikasi

b. abstrak

c. orientasi

d. evaluasi

e. koda

jawaban : A

6) Resolusi pada teks cerpen adalah tahapan di mana ...

a. pengarang menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca

b. berbagai kerumitan bermunculan

c. konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi

d. nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca

e. konflik mencapai sebuah selesaian atau leraian

jawaban : E

7) Dalam teks cerpen, struktur yang bersifat opsional adalah ...

a. abstrak dan evaluasi

b. abstrak dan orientasi

c. koda dan resolusi

d. koda dan abstrak

e. evaluasi dan koda

Jawaban : D

8) Nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks cerpen terdapat dalam struktur ...

a. abstrak

b. evaluasi

c. resolusi

d. komplikasi

e. koda

jawaban : E

9) Perpaduan antara unsur-unsur yang membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita disebut dengan ...

a. Alur

b. Latar

c. Tokoh

d. Sudut pandang

e. Amanat

jawaban : A

10) Alur yang urutan peristiwa ceritanya tidak kronologis atau tidak berurutan disebut dengan ...

a. Alur progresif

b. alur regresif

c. alur campuran

d. alur gabungan

e. alur seragam

jawaban : B


2. soal pilihan ganda tentang unsur intrinsik puisi


1)Unsur fisik

a. Diksi

b. Rima

c. Kata-kata yang konkret

2)Unsur batin

a. Tema

b. Perasaan

c. Nada

d. Amanat

Semoga membantu


3. contoh cerpen beserta unsur intrinsik?


contoh cerpen dari kenangan masa lalu dan unsur instrinsik:

‘’KENANGAN AYAH DAN KUMIS LEBATNYA”

Waktu bagaikan penentu perjalanan manusia yang terjadi dimasa lalu,sekarang hingga masa depan.Waktu dapat dikatakan sebagai perekam yang merekam perjalanan hidup dan proses yang dialami oleh setiap umat manusia yang dapat teringat kembali dimasa yang akan datang. Berbagai waktu senang,waktu sedih, hingga waktu susahpun terselip di antara waktu yang menceritakan perjalanan seseorang yang kemudian terangkai menjadi sebuah kisah yang disebut dengan kenangan . Hal inipun tak luput terjadi pada diriku sendiri, kenangan itu kujadikan sebagai salah satu pelajaran hidup yang berarti maupun candaan yang tak akan terulang kembali dalam perjalanan hidupku. Banyak kenangan masa kecil yang selalu telintas dalam ingatanku seperti salah satunya kenangan ketika aku masih duduk ditaman kanak-kanak, masih teringat dengan jelas bagaimana banyak kenangan yang terjadi pada masa itu padahal sekarang aku telah duduk dibangku sekolah menengah atas ,entah mengapa kenangan ini tak dapat lepas dari ingatanku . Kini kenangan itu kuceritakan kembali untuk mengenangnya.

Inilah salah satu pengalamanku. Ketika aku masih duduk disalah satu taman kanak-kanak di daerah tempat tinggalku, aku selalu dijemput oleh ayahku. Ayahku adalah orang yang sangat baik dan penyayang. Ayahku memiliki badan yang cukup tinggi dan besar serta berkumis lebat. Ayahku bekerja sebagai seorang pegawai negeri yang mengabdi didaerah tempat tinggalku. Setiap aku pulang sekolah dari taman kanak-kanak ,ayahku selalu menjemputku dengan mobil dinasnya dan aku selalu menunggunya didepan kelasku. Seperti biasa yang kulakukan ketika lonceng sekolahku berbunyi disiang hari, aku menunggu ayahku untuk menjemputku.

Namun hari itu tampak berbeda dengan hari-hari biasanya karena aku tak melihat ayahku sehingga membuatku gelisah bukan main .Oleh karena itu kuputuskan untuk berjalan menuju pintu gerbang sekolahku, ketika kuberjalan aku berpapasan dengan sesosok laki-laki yang menyerupai ayahku berbadan besar dan tinggi namun tak berkumis lebat. Lalu orang tersebut berkata “ Ayo, Hana mari pulang!” langkahku terhenti sejenak sambil memerhatikan wajah orang itu, namun tak kukenal sama sekali siapa orang itu .Sehingga membuat begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam kepalaku, “ siapakah dia? Apakah ia adalah orang utusan ayahku untuk menjeputku?”. Tak ada satupun jawaban yang terlintas untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan itu. Tetapi aku masih merasa bahwa aku mengenalnya ,lalu kucoba memperhatikan wajahnya kembali. Betapa terkejutnya dan malunya aku waktu itu.Orang tersebut adalah ayahku namun ayahku tanpa kumis lebatnya. Lalu ayahku merangkul bahuku mengajakku jalan bersamanya menuju mobil dan pulang kerumah. Dalam rangkulannya aku tak berani melihat mukanya karena perasaan sangat malu yang bercampur dengan rasa tawa. Selama perjalanan aku masih terheran-heran terhadap diriku sendiri karena aku tak bisa mengenali ayahku ketika ia tidak memiliki kumis, apalagi jika ia botak mungkin aku benar-benar tak mengenalinya sama sekali dalam benakku .

Oleh karena itu,jika kuteringat kejadian ini kembali aku ingin tertawa yang bercampur malu,namun itu adalah salah satu kenangan yang mungkin tak akan kulupakan hingga sekarang dan aku tahu sekarang alasan ayahku tak pernah mencukur habis kumis lebatnya itu,ia takut aku tak mengenalinya lagi hingga sekarang sehingga ia memilih untuk memeliharanya. Itu merupakan salah satu kenangan yang kualami ketika kumasih kecil,mudah-mudahan pengalaman ini dapat menghibur kalian yang membacanya.Salam kenal…





Unsur Intrinstik Cerpen antara lain:

Tema
-mengenai pegalaman masa kecil yang tidak dapat dilupakan

Tokoh dan penokohan.
-Tokoh : Aku dan ayahku.

-penokohan : Aku :pelupa.

Ayahku : sangat baik dan penyayang.

Alur
-merupakan alur gabungan ( alur yang merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur) .

Latar
-Latar tempat : Lingkungan sekolah taman kanak-kanak(depan kelas,pintu gerbang sekolah).

-Latar waktu : Siang hari.

-Latar suasana : bingung,menghibur,gelisa.

Sudut pandang
-Sudut pandang orang pertama ( I ).

-Sudut pandang orang ketiga (III) .

Gaya bahasa
-Menggunakan bahasa yang efektif sehingga isi cerita dapat dimengerti oleh pembaca.

Amanat
-Semua orang mempunyai masa lalu yang berkesan maupun yang mengecewakan namun semua pengalaman tersebut selalu memiliki makna tersendiri yang dapat kita ambil dan dikenang kembali dimasa hidup kita kemudian . Selain dikenang pengalaman dapat juga menjadi obat rindu kita terhadap masa lalu kita. Oleh karena itu apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan pengalaman yang akan dikenang kembali dikemudian hari.

4. Tuliskan contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik !


Penjelasan:

Cerpen Singkat Pendidikan

Mengajarkan Tentang Bersikap Rendah Hati

Ada seorang anak bernama Fitri, dia merupakan murid kelas 6 SD yang sangat pintar dan baik hati. Di sekolah sangat banyak teman yang menyukainya karena sikapnya tersebut. Tidak jarang, semua ingin berteman dengan Fitri. Ada lagi anak perempuan bernama Ita, ia berbanding terbalik dengan Fitri. Ia pintar namun sangat sombong. Temannya hanya dua yaitu Lisa dan Lily, gadis kembar di sekolahnya.

Suatu hari, Ibu guru mengumumkan bahwa akan ada perlombaan membaca pidato dua minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6 membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin ikut seleksi. Fitri dan Ita jelas ikut berpartisipasi. Setiap hari mereka selalu latihan membaca pidato agar lolos seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba, keduanya memberikan tampilan yang memukau lalu dinyatakan lolos.

Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja membanggakan dirinya, menyatakan bahwa pasti ia akan juara. Sebab sebelumnya dia juga pernah menjadi juara waktu kelas 5 SD di lomba pidato. Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-hentinya berdoa dan berlatih, mencoba menghafal kembali teks pidato. Ita pun dipanggil lebih dulu, sang juara kelas 5 SD kini mendadak lupa teks pidato yang sudah dihafalnya.

Setelah itu, Fitri maju dan memberikan penampilan yang sangat bagus. Semua juri kagum termasuk Bu Yati yang saat itu datang untuk menemani mereka lomba. Pengumuman pun tiba, Fitri keluar menjadi juara 1 sedangkan Ita harus menahan air matanya karena dia tidak menang sama sekali. Cerpen pendidikan ini mengajarkan kita bahwa harus menjadi orang yang rendah hati dan jangan sombong.

Unsur intrinsik terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar waktu, gaya, bahasa, sudut pandang, dan amanat.

Tema

Tema biasanya tidak dijelaskan dalam sebuah cerpen. Anda harus membaca terlebih dahulu alur cerita sehingga mengenali rangkaian peristiwa di dalamnya.

Tema adalah gagasan dasar yang menjadi latar belakang keseluruhan cerita. Tema bisa bersifat umum misalnya mengangkat permasalahan di lingkungan, pengalaman pribadi penulis, tema pendidikan, sejarah, dan masih banyak lagi.

Tokoh

Tokoh merupakan unsur penting untuk mengembangkan cerita cerpen. Tokoh dalam cerita menggambarkan karakter tokoh, pengungkapan jalan pikiran, penggambaran fisik, dan gambaran lingkungan tempat tinggal tokoh.

Alur

Cerpen biasanya memakai alur maju. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita. Alur dibagi menjadi alur maju, mundur, dan alur campuran.

Rangkaian peristiwa dalam alur diawalai dengan perkenalan tokoh atau cerita, konflik, penyelesaian, dan keputusan.

Dalam sebuah alur adalah konflik yang muncul bersamaan dengan tokoh. Konflik adalah permasalahan yang terjadi pada tokoh utama. Konflik ini mengakibatkan pertentangan antar tokoh utama dengan tokoh lain.

Sudut Pandang

Sudut pandang adalah segi pandang penulis sebagai pengamat di luar cerita. Pengarang bisa memakai kata ganti orang ketiga untuk menceritakan peristiwa atau tokoh utama. Pengarang bisa mengganti tokoh utama dengan sebutan aku yang memakai kata ganti pertama.

Gaya Bahasa

Gaya bahasa berguna untuk menciptakan nada atau suasana persuasif. Gaya bahasa ini memperlihatkan dialog dan interaksi antar tokoh. Penulis perlu memakai bahasa yang cermat untuk menceritakan suasana dan imajinasi pembaca.

Latar

Latar biasanya berhubungan dengan suasana, waktu, dan tempat terjadinya cerita. Dalam novel akan dijelaskan dimana, kapan, dan bagaimana penggambaran suasana tokoh dalam lingkungannya.

Latar dalam cerita bisa berupa imajinasi atau faktual. Latar ini dipakai untuk memperkuat keyakinan pembaca dalam jalannya sebuah cerita.

Amanat atau Pesan

Pesan biasanya disampaikan oleh penulis pada pembaca tentang nilai moral dalam sebuah cerpen. Amanat ini berupa perbuatan baik akan mengalahkan perbuatan jahat.

Amanat dalam cerpen bisa disampaikan secara tersembunyi (implisit) atau eksplisit (tersurat). Pesan bisa juga disampaikan dalam bentuk ucapan antar tokoh. Amanat ini bisa dipahami oleh pembaca melalui serangkaian peristiwa yang disajikan.

Unsur ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan lingkungan pengarang, subjektivitas pengarang, dan keadaan psikologi.

Unsur ekstrinsik bisa berhubungan dengan nilai moral, budaya, dan agama yang dianut masyarakat.

Unsur ini bisa menjelaskan informasi terkait pengarang yang berpengaruh. Ciri khas unsur ekstrinsik terdapat pada penggambaran pemikiran, budaya, dan latar belakang dari pengarang. Berikut penjelasan tentang bagian unsur ekstrinsik.

Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat bisa terdiri dari ideologi negara kondisi politik, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi.

Latar Belakang Penulis

Unsur ekstrinsik berupa latar belakang penulis seperti riwayat hidup, kondisi psikologis, dan aliran sastra.

Nilai yang Terkandung

Dalam sebuah cerpen mengandung nilai penting seperti nilai agama, nilai sosial, dan nilai moral.


5. contoh cerpen beserta unsur intrinsiknya


disebuah desa tinggalah sepasang suami istri beruang yang sudah tua.mereka memelihara seekor kucing mereka memanggil kucing itu dengan nama si hitam.lama kelamaan si hitam tumbuh menjadi kucing yang besar
 pada suatu hari datang seekor musang kerumah mereka.sang suami beruang meminta sang tamu untukberistirahat di rumahnya.keesokan harinya saat sang suami membangunkan tamunya ternyata ia sudah pergi tanpa pamit,si hitam juga menghilang dari tempat tidurnya
    tema:orang yang tidak pandai membalas budi
    plot:alur maju
    latar:sebuah desa
    sudut pandang:orang ketiga{dia}

6. contoh cerpen tentang persahabatan beserta unsur intrinsiknya lengkap


cari aja di google banyak kok

7. contoh - contoh dari unsur-unsur intrinsik cerpen


alur, penokohan, latar, tokoh, sudut pandang, amanattema= contohnya tema perjuangan, percintaan, persahabatan
sudut pandang= contohnya orang pertama perlaku utama (dalam cerpen tersebut banyak kata "aku"), orang ketiga (menceritakan orang lain), orang pertama pelaku sampingan ("aku" sebagai tokoh sampingan/bukan tokoh utama)
amanat= pesan moral, tiap cerpen pasti berbeda beda
tokoh dan penokohan = ada tokoh protagonis (baik) dan antagonis (jahat)
alur= ada alur maju (ceritanya tanpa flashback), alur mundur (ceritanya flashback), alur campuran (campuran alur maju dan mundur)
latar= ada latar tempat (misalnya di sekolah, sawah, rumah), latar waktu (misalnya pagi, siang, malam), ada latar suasana (misalnya menegangkan, menyedihkan,mendebarkan)


8. contoh 2 cerpen beserta perbedaan unsur intrinsik


Teks 1
Ada banyak banun diperkampungan lereng bukit yang sejak dahulu tanahnya subur hingga tersohor sebagai daerah penghasil padi kwalitet nomor satu itu. Pertama banun dukun patah-tulang yang dangau usangnya kerap datangi laki-laki pekerja keras bila pinggang atau pangkal lengannya terkilir akibat terlampau bergairah mengayun cangkul. Disebut-sebut kemampuan turun temurun banun ini tak hanya mampu mengobati patah tulang.

Banun, Damhuru Muhammad

Teks 2
"Katakan ada apa?" kata saya
"Buyung ngga mau sekolah lagi. Pak guru Umar mati, hi, hi, hi, " ia mulai menangis lagi.
Saya biarkan dia sejenak. Ibunya meraihnya dan mendekapnya dalam pelukan. Pelan-pelan ceritanya mulai mengalir, pak guru Umar adalah guru kelasnya. Pagi itu didapati menggantung diri di kamar mandi sekolah. Lidah terjulur dikerumuni semut dan lalat. Matanya terbalik. Tidak tahu apa yang dipikirkannya. Hari itu sekolah bubar, polisi didatangkan dan kamar mandi itu diguyur dengan karbol..... Dia tertidur di pangkuan ibunya.

(Cerpen "Pak Guru Umar Mati")


Dari cerpen diatas dapat dilihat latar tempat yang berbeda teks 1 latar tempat di kampung
Teks 2 latar tempat di rumah


Semoga membantu kawan

9. contoh cerpen 1 paragraf beserta unsur intrinsik


waktu hari itu disekolah ku istirahat.ku dan teman teman ku memesan mie balap pas aku menuju kelas tangan ku kesiram kuah mie itu karena kawan ku hendra tak sengaja menendang bola dari lapangan dan mengenai tanganku yang hampir melepuh kulitnya dia pun minta maaf,akupun di bawa ke UKS oleh dinda,lifa yg merawat tanganku.
amanat:hati hati dalam bertindak jangan ceroboh
latar tempat:sekolah
latar waktu:waktu hari itu
tokoh:aku,hendra,dindA dan lifa
alur:maju

10. minta 1 contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsik nyaa dong.


indah nya persahabatan

Betapa menyenangkannya menjadi orang
kaya. Hidup serba berkecukupan. Apapun yang diinginkan akan terpenuhi. Karena semua sudah tersedia. Seperti halnya Tiyas. Seorang anak orang kaya yang menjadi banyak sorotan, Berangkan dan pulang selalu diantar oleh supir pribadi dan mobil mewahnya.

Meskipun bergelimang harta tiyas tidaklah menyombongkan diri. Tidak kalah dengan Tiyas, Orang tua Tiyas juga merupakan orang yang baik dan ramah, Tidak berpatokan pada harta dalam bergaul dan tidak membeda-bedakan orang disekelilingnya. Kawan-kawan Tiyas sangat suka dan betah berlama-lama di rumah Tiyas karena mereka selalu disambut ramah dan diperlakukan seperti keluarga sendiri oleh keluarga Tiyas.

Tiyas memiliki seorang sahabat yang sangat setia menemaninya dalam menghadapi lika liku kehidupan. Tidak jauh dari rumahnya Dwi sahabat tiyas tinggal di kampung dekat rumah Tiyas, hanya saja dipisahkan oleh RT saja. Namun sudah hampir dua minggu Dwi tidak mengunjungi Tiyas di rumahnya. “Hmmm Dwi kemana ya mah, Biasanya hampir setiap hari Dwi main kesini. Tapi ini sudah hampir lewat dua minggu Dwi tidak datang lagi.” Ujar Tiyas. “Mungkin Dwi sedang sakit!” jawab Mama Tiyas. “Ih, iya juga ya mah, siapa tahu memang Dwi lagi sakit. Kalo begitu nanti sore Tiyas mau menengoknya” katanya  dengan penuh semangat.

Sudah lima kali Tiyas mengetuk pintu rumah Dwi. Karena menunggu lama tidak kunjung dibuka akhirnya Tiyas memberanikan diri untuk bertanya kepada tetangga tentang menghilangnya Dwi. Benar saja, Ternyata sudah dua minggu Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Sebab ayahnya habis kena PHK. Akhirnya keluarga Dwi memutuskan untuk kembali ke desa dan memilih menjadi petani.
“Oh, kasihan sekali Dwi,” ujarnya didalam hati,
Di rumahnya, Tyas tampak melamun sambil memikirkan nasib sahabat setianya itu.
“Ada apa Yas? Kok kamu nggak seperti biasanya, malah tampak lesu dan kurang semangat.” Papa bertanya sambil menegur.
“Dwi, Pa.” Jawab Tiyas
“Memangnya ada apa dengan Dwi sehingga membuatmu muram, Apa dia sedang sakit?” Tyas menggeleng kepada ayah.
“Lantas kenapa?” Papa menjadi penasaran.
“Sekarang Dwi sudah pindah rumah. Kata tetangga sebelah rumahnya Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya habis di PHK dan memilih untuk menjadi petani”.
Sambil menatap Tiyas papa termenung memikirkan ucapan tiyas dengan rasa setengah tidak percaya.
“Kalau Papa tidak langsung percaya, Coba tanya deh, sama Pak RT atau ke tetangga lain” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Dwi!”
“Maksudmu?”
“Aku pengen Dwi bisa disini lagi” Tyas  memohon dengan agak mendesak.
“Baik kalau itu bisa biki kamu seneng. Tapi, kamu harus bisa mencari alamat rumah Dwi yang di desa” kata Papa.
Berkat bantuan pemilik kontrakan bekas rumah Dwi akhirnya tiga hari kemudian Tiyas berhasil memperoleh alamat rumah Dwi yang berada di desa. Ia merasa sangat senang. Kemudian Papa bersama dengan Tiyas datang ke rumah Dwi di sebuah desa terpencil dan lokasi rumahnya masih masuk ke dalam lagi. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Dwi dan Dwi sendiri. Betapa gembira hati Dwi ketika bertemu dengan Tiyas. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. pada awalnya Dwi sangat kaget dengan kedatangan Tiyas secara tiba-tiba.
“Maaf ya Yas. Aku tak sempat memberi kabar ke kamu kalo aku mau pindah”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku sudah ketemu kamu dan merasa senang.”
Setelah berbincang cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangan mereka kepada orang tua Dwi. Ternyata orang tua Dwi tidak keberatan, mereka menyerahkan segala keputusan kepada Dwi sendiri.
“Begini, Wik, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu untuk ikut kami ke Surabaya. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Wi, apakah kamu bersedia ikut?” Tanya Papa.
“Soal sekolahmu,” lanjut Papa, “kamu nggak usah khawatir. Sseluruh biaya pendidikanmu biar papa yang menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Tiyas menghendaki saya ikut, saya mau pak. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya dan keluarga saya.”
Kemudian Tiyas bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Dwi. Tampak mata Tyas berkaca-kaca tidak kuat menahan kebahagiaan. Kini Dwi tinggal di rumah Tiyas. Sementara orang tuanya tetap tinggal di desa. Selain untuk mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Dwi yang sudah semakin tua.

Unsur Instrinsik Cerpen

Tema : Persahabatan.Tokoh : Tiyas, Papa Tiyas, Mama Tyas dan Dwi.Watak :Tiyas Suka Menolong, Dwi tidak suka membebani orang lain, Papa Tiyas Baik hati dan ramah, Mama Tiyas : Peduli.Alur : Maju.Latar :Tempat - Rumah Tiyas, Rumah Dwi.Waktu : Siang Hari.Suasana : Mengharukan.Sudut pandang : Orang Pertama.Amanat : Sebagai makluk tuhan kita harus saling tolong menolong Dan Berbagi kepada sesama.

11. contoh cerpen beserta unsur intrinsik


  ‘’KENANGAN AYAH DAN KUMIS LEBATNYA”
Waktu bagaikan penentu perjalanan manusia yang terjadi dimasa lalu,sekarang hingga masa depan.Waktu dapat dikatakan sebagai  perekam  yang merekam perjalanan hidup dan proses yang dialami oleh setiap umat manusia yang dapat teringat kembali dimasa yang akan datang. Berbagai waktu senang,waktu sedih, hingga waktu susahpun terselip di antara waktu yang menceritakan  perjalanan seseorang yang kemudian terangkai menjadi sebuah kisah yang disebut dengan kenangan . Hal inipun tak luput terjadi pada diriku sendiri, kenangan itu kujadikan sebagai salah satu pelajaran hidup yang berarti maupun candaan yang tak akan terulang kembali dalam perjalanan hidupku. Banyak kenangan masa kecil yang selalu telintas  dalam ingatanku seperti  salah satunya kenangan ketika aku masih duduk ditaman kanak-kanak, masih teringat dengan jelas bagaimana banyak kenangan yang terjadi pada masa itu padahal sekarang aku telah duduk dibangku sekolah menengah atas ,entah mengapa kenangan ini tak dapat lepas dari ingatanku . Kini kenangan itu kuceritakan kembali  untuk mengenangnya. Inilah salah satu pengalamanku. Ketika aku masih duduk disalah satu taman kanak-kanak di daerah tempat tinggalku, aku selalu dijemput oleh ayahku. Ayahku adalah orang yang sangat baik dan penyayang. Ayahku memiliki  badan yang cukup tinggi dan besar serta berkumis lebat. Ayahku bekerja sebagai  seorang pegawai negeri yang mengabdi didaerah tempat tinggalku. Setiap aku pulang sekolah dari taman kanak-kanak ,ayahku selalu menjemputku dengan mobil dinasnya dan aku selalu menunggunya didepan kelasku. Seperti biasa yang kulakukan  ketika lonceng sekolahku berbunyi  disiang hari, aku menunggu ayahku untuk menjemputku. Namun hari itu tampak berbeda dengan hari-hari  biasanya karena aku tak melihat ayahku sehingga membuatku gelisah bukan main .Oleh karena itu kuputuskan untuk berjalan menuju pintu gerbang sekolahku, ketika kuberjalan aku berpapasan dengan sesosok laki-laki yang  menyerupai  ayahku berbadan besar dan tinggi namun tak berkumis lebat. Lalu orang tersebut berkata “ Ayo, Hana mari pulang!” langkahku terhenti sejenak sambil memerhatikan wajah orang itu, namun tak kukenal sama sekali siapa orang itu .Sehingga membuat begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam kepalaku, “ siapakah dia? Apakah ia adalah orang utusan ayahku untuk menjeputku?”. Tak ada satupun jawaban yang terlintas untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan itu. Tetapi aku masih merasa bahwa aku mengenalnya ,lalu kucoba memperhatikan wajahnya kembali. Betapa terkejutnya dan malunya  aku waktu itu.Orang tersebut adalah ayahku namun ayahku tanpa kumis lebatnya. Lalu ayahku merangkul bahuku mengajakku jalan bersamanya menuju mobil dan pulang  kerumah. Dalam rangkulannya aku tak berani melihat mukanya karena perasaan sangat malu yang bercampur dengan rasa tawa. Selama perjalanan aku masih terheran-heran  terhadap diriku sendiri karena aku tak bisa mengenali ayahku ketika ia tidak memiliki kumis, apalagi jika ia botak mungkin aku benar-benar tak mengenalinya sama sekali dalam benakku . Oleh karena itu,jika kuteringat kejadian ini kembali aku ingin tertawa yang bercampur malu,namun itu adalah salah satu kenangan yang mungkin tak akan kulupakan hingga sekarang dan aku tahu sekarang alasan ayahku tak pernah  mencukur habis kumis lebatnya itu,ia takut  aku tak mengenalinya lagi hingga sekarang sehingga ia memilih untuk memeliharanya. Itu merupakan salah satu kenangan yang kualami ketika kumasih kecil,mudah-mudahan pengalaman ini  dapat menghibur kalian yang membacanya.Salam kenal…    

Unsur Intrinstik Cerpen antara lain: Tema -mengenai pegalaman masa kecil yang tidak dapat dilupakan Tokoh dan penokohan.
-Tokoh : Aku dan ayahku. -penokohan : Aku :pelupa. Ayahku :  sangat baik dan penyayang. Alur -merupakan alur gabungan ( alur yang merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur) . Latar -Latar tempat : Lingkungan sekolah taman kanak-kanak(depan kelas,pintu gerbang sekolah). -Latar waktu : Siang hari. -Latar suasana : bingung,menghibur,gelisa. Sudut pandang -Sudut pandang orang pertama ( I ). -Sudut pandang orang ketiga (III) . Gaya bahasa -Menggunakan bahasa yang efektif sehingga isi cerita dapat dimengerti oleh pembaca. Amanat -Semua orang mempunyai masa lalu yang berkesan maupun yang mengecewakan namun semua pengalaman tersebut selalu memiliki makna tersendiri yang dapat kita ambil dan dikenang kembali dimasa hidup kita kemudian . Selain dikenang pengalaman  dapat juga menjadi obat rindu kita terhadap masa lalu kita. Oleh karena itu apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan pengalaman yang akan dikenang kembali dikemudian hari. Share this:
‘’KENANGAN AYAH DAN KUMIS LEBATNYA”Waktu bagaikan penentu perjalanan manusia yang terjadi dimasa lalu,sekarang hingga masadepan.Waktudapat dikatakan sebagai perekam yang merekam perjalanan hidup dan proses yang dialami oleh setiap umat manusia yang dapat teringat kembali dimasa yang akan datang. Berbagai waktu senang,waktu sedih, hingga waktu susahpun terselip di antara waktu yang menceritakan perjalanan seseorang yang kemudian terangkai menjadi sebuah kisah yang disebut dengan kenangan . Hal inipun tak luput terjadi pada diriku sendiri, kenangan itu kujadikan sebagai salah satu pelajaran hidup yang berarti maupun candaan yang tak akan terulang kembali dalam perjalanan hidupku. Banyak kenangan masa kecil yang selalu telintas dalam ingatanku seperti salah satunya kenangan ketika aku masih duduk ditaman kanak-kanak, masih teringat dengan jelas bagaimana banyak kenangan yang terjadi pada masa itu padahal sekarang aku telah duduk dibangku sekolah menengah atas ,entahmengapa kenangan ini tak dapat lepas dari ingatanku . Kini kenangan itu kuceritakan kembali untuk mengenangnya.Inilah salah satu pengalamanku. Ketika aku masih duduk disalah satu taman kanak-kanak di daerah tempat tinggalku, aku selalu dijemput oleh ayahku. Ayahku adalah orang yang sangat baikdan penyayang. Ayahku memiliki badan yang cukup tinggi dan besar serta berkumis lebat. Ayahku bekerja sebagai seorang pegawai negeri yang mengabdi didaerah tempat tinggalku. Setiap aku pulang sekolah dari taman kanak-kanak ,ayahku selalu menjemputku dengan mobil dinasnya dan aku selalu menunggunya didepan kelasku. Seperti biasa yang kulakukan ketika lonceng sekolahku berbunyi disiang hari, aku menunggu ayahku untuk menjemputku.Namun hari itu tampak berbeda dengan hari-hari biasanya karena aku tak melihat ayahku sehingga membuatku gelisah bukan main .Oleh karena itu kuputuskan untuk berjalan menuju pintu gerbang sekolahku, ketika kuberjalan aku berpapasan dengan sesosok laki-laki yang menyerupai ayahku berbadan besar dan tinggi namun tak berkumis lebat. Lalu orang tersebut berkata “ Ayo, Hana mari pulang!” langkahku terhenti sejenak sambil memerhatikan wajah orang itu,namun tak kukenal sama sekali siapa orang itu.Sehingga membuat begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam kepalaku, “ siapakah dia? Apakah ia adalah orang utusan ayahku untuk menjeputku?”. Tak ada satupun jawaban yang terlintas untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan itu. Tetapi aku masih merasa bahwa aku mengenalnya ,lalu kucoba memperhatikan wajahnya kembali. Betapa terkejutnya dan malunya aku waktuitu.Orangtersebut adalah ayahku namun ayahku tanpa kumis lebatnya. Lalu ayahku merangkul bahuku mengajakku jalan bersamanyamenuju mobil dan pulang kerumah. Dalam rangkulannyaaku tak berani melihat mukanya karena perasaan sangat malu yang bercampur dengan rasa tawa. Selama perjalanan aku masih terheran-heran terhadap diriku sendiri karena aku tak bisa mengenali ayahku ketika ia tidak memiliki kumis, apalagi jika ia botak mungkin aku benar-benar tak mengenalinya sama sekali dalam benakku .Oleh karena itu,jika kuteringat kejadian ini kembali aku ingin tertawa yang bercampur malu,namun itu adalah salah satu kenangan yang mungkin tak akan kulupakan hingga sekarang dan aku tahu sekarang alasan ayahku tak pernah mencukur habis kumislebatnya itu,ia takut aku tak mengenalinya lagi hingga sekarang sehingga ia memilih untuk memeliharanya. Itu merupakan salah satu kenangan yang kualami ketika kumasih kecil,mudah-mudahan pengalaman ini dapat menghibur kalian yangmembacanya.Salamkenal…

12. Tuliskan unsur intrinsik dari cerpen menjebak si tukang sihir beserta jawaban unsur intrinsiknya


Belajar sendiri aja. pasti unsur instrinsik ada catatannya di buku. hehe... b indo harus bajyak latihan juga. semangat

13. contoh cerpen misteri beserta unsur intrinsik​


Jawaban:

Beberapa hari ini, beredar kabar tentang seorang penyihir yang mendiami gubuk di tengah kebun yang berada di belakang sekolah SD Merah Putih, sekolah Zein. Berita ini beredar di kalangan anak-anak. Penyihir itu suatu kali terdengar sedang berteriak-teriak pada tengah malam. Entah pada siapa. Tidak hanya itu, beberapa anak-anak pernah melihat wujud sang penyihir secara nyata meskipun hanya bayangan hitam di jendela.

Konon kabarnya, penyihir itu tak seperti penyihir dalam gambar yang biasa dilihat. Kalau biasanya penyihir memakai topi kain kerucut yang ujungnya bengkok, penyihir yang ini tidak memakai topi dan berambut kribo.

“Hidungnya tidak panjang dan bengkok, melainkan bulat bundar sempurna,” cerita Zein berapi-api namun tetap dengan berbisik. Teman-temannya menarik napas. Tegang.

“Lalu bagaimana badannya? Apakah kurus ceking?” tanya Ido penasaran.

Zein menggeleng-gelengkan kepalanya. “Badannya sangat besar. Perutnya buncit,” jawab Zein sambil membuat gerakan perut buncit dengan tangannya.

“Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus membasmi penyihir gadungan itu,” Didi memberi usul yang langsung disambut gelengan kepala teman-temannya. “Ayolah kita kan Trio Sherlock, masa takut!”

Zein diam. Begitu pula Ido. “Baiklah mari kita bongkar identitas si Penyihir,” Zein berteriak lantang berusaha memberi semangat pada teman-temannya

Trio Sherlock, begitu Zein memberi nama bagi kelompok detektifnya yang beranggotakan Didi, Ido, dan Zein. Trio detektif suka mencari tantangan. Jika ada sesuatu yang aneh terjadi di sekitar mereka.

Seperti hari ini, Trio Sherlock akan mengungkap siapa dalang dibalik penyihir gadungan yang sering menakut-nakuti anak-anak.

Rumah dari anyaman bambu itu terletak ditengah kebun mangga. Cahaya lampu teplok terlihat remang-remang. Trio Sherlock merapatkan jaket. Udara dingin membuat Ido sedikit gemetaran. Entah karena dingin atau malah takut. Diantara ketiga Trio Sherlock, Ido memang yang paling penakut.

Perlahan, Trio Sherlock mengendap-endap di sela pohon-pohon mangga madu yang sedang berbuah lebat. Sepi. Hanya suara jangkrik dan binatang malam lain yang terdengar. Membuat suasana kian mencekam.

Rumah bambu hanya tinggal 20 meter lagi dari tempat Trio Sherlock bersembunyi. Belum ada tanda-tanda penyihir itu muncul.

“Penyihirnya tak ada,” Ido berbisik sambil menyikut lengan Zein.

Yang disikut memberikan isyarat diam pada Ido. “Bisa saja penyihir itu tiba-tiba mendengar dan keluar untuk menangkap kita,” balas Zein tak kalah pelannya. Hanya Didi yang diam mengawasi.

Tiba-tiba, dari arah jendela rumah bambu yang ditutupi kain putih, samar-samar terlihat sesosok bayangan.

“Lihat-lihat!” tunjuk Didi. “Ada bayangan!”

Sontak, Ido dan Zein menoleh. Bayangan dirumah itu menggerak-gerakkan tangannya. Lalu terdengar suara aungan yang membangkitkan bulu kuduk. Ido mengkeret sambil memegang lengan Zein dan Didi.

“Jangan takut, Ido. Kita biarkan saja penyihir itu terus mengaum. Pasti lama kelamaan dia akan kelelahan,” kata Zein menenangkan.

“Benar, kalau dia hanya penyihir gadungan, dia pasti kelelahan,” tambah Didi.

Benar saja. Tiga menit mengaum, peyihir itu berhenti. Ada suara ngos-ngosan yang terdengar. Seperti orang kelelahan.

“Ayo kita serbu dia,” Didi mengeluarkan tali rapia dan juga tongkat bisbol dari tas punggungnya. Zein dan Ido masing-masing juga mengeluarkan peralatan “berperangnya”.

“Ingat jangan sampai melukai target. Gunakan saat diperlukan saja.” Zein memberikan instruksi.

Kembali, trio detektif mengendap-endap menuju pintu rumah bambu. Menunggu beberapa menit, sampai penyihir itu keluar. Beruntung, suasana sedikit gelap, jadi tubuh trio detektif tak terlihat. Persembunyian yang sempurna.

Dan benar saja, pintu terbuka beberapa menit kemudian. Seseorang keluar. Dengan sigap Zein memeluk tubuh itu dari belakang dan Didi bertugas mengikat tangan serta Ido mengikat kaki penyihir itu.

“Aduh aduh,” suara penyihir itu terdengan seperti suara laki-laki. “Ampun ampun. Saya bukan orang jahat!”

Trio Sherlock terkejut. Itu seperti suara yang mereka kenal. Zein mengambil senter dari tas. Olala betapa terkejutnya mereka, penyihir itu tak lain tak bukan adalah Kakek Sap.

* * * * *

Kakek Sap terkekeh. Airmatanya hampir keluar karena lelah tertawa.

“Kalian ada-ada saja. Tapi keberanian kalian Kakek acungi jempol. Biasanya anak-anak lain akan lari terbirit-birit karena takut,” ucap Kakek Sap.

“Kenapa Kakek menyamar jadi penyihir?” Ido bertanya sambil cemberut. Masih kesal.

“Hahaha, itu karena Kakek ingin membuat jera anak-anak yang suka mencuri mangga di kebun. Padahal kalau minta, pasti kakek kasih,” cerita kakek Sap.

Zein dan Didi saling pandang. “Lalu dimana kostum, Kakek?” tanya mereka bersamaan.

“Itu!” Kakek menunjuk pakaian badut di pojok rumah. “Daripada kostum badut kakek tak terpakai, lebih baik kakek gunakan untuk menakut-nakuti anak-anak nakal. Tapi jangan beritahu siapa-siapa ya. Ini hanya rahasia kita berempat.” Kakek tertawa lagi sambil mengedipkan matanya.

Penjelasan:


14. contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya


unsur intrinsik :
- tema
- tokoh dan karakter tokoh
- latar (setting)
- amanat
- alur (plot)
- sudut pandang
- gaya bahasa

unsur ekstrinsik :
- keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap , keyakinan , dan pandangan hidup
- psikologis pengarang
- keadaan di lingkungan pengarang , seperti ekonomi , politik dan sastra sosial
- pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni lainnya

15.  contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik nya


cerita hidup kamu jg dpat menjadi cerpen
dengan unsur intrinsik: 1. Tema 
                                  2. Latar (Tempat, waktu, suasana)
                                  3. Tokoh
                                  4. Penokohan
                                  5. Setting
unsue ekstrinsik : kehidupan pribadi pengarang seperti, agama, pokoknya kayak biografi pengarang.
hhheeee kalo gak salah sheeee



16. contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan tahapan alurnya ???


tema, amanat, alur, sudut pandang, judul, alurnya mundur apa maju

17. Contoh cerpen beserta unsur intrinsiknya?


unsur instrisik.,., tokoh , watak sudut pandang, alur, setting gaya bahasa dldldlldl

18. Contoh fabel dan cerpen beserta unsur intrinsiknya


Unsur intrinsik dalam suatu cerita :
Tokoh, watak tokoh, latar (tempat,waktu,suasana), sudut pandang, tema

19. contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya tolong​


lu merasa bosan di dalam mobil. Ia segera turun. Di dekatnya ada pohon oak besar. Dahan-dahannya juga besar dan melengkung. Daun daunnya tampak indah keemasan karena sedang musim gugur.

Mereka berada di halaman berumput milik Kakek andy. Halaman yang sangat luas, tempat kuda-kuda kakek andy berlari dan merumput. Pagar-pagar kayunya cukup tinggi dan pagarnya digembok. Walau tidak digembok, lu juga tidak berani keluar dari tempat itu.

“Oh, andy Aku tidak bisa berpikir apa-apa. Kita main apa, ya, andy

Rumputnya basah. Aku tidak mau mengotori sepatuku. Aku kan mau ke ulang tahun Bibi Luisa,” lu berbisik di telinga bonekanya. “Aku harap ada seseorang yang bisa diajak main.”

Saat itu, tiba-tiba angin bertiup menggerakkan dahan-dahan pohon besar pohon oak. Daun daun gugur dari pohon mulai berjatuhan di sekeliling mereka.

lu(nama lu) :vv

Baik Luar Dalam

Di suatu hari yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Dian dan Lisa yang tengah mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Dian. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun nampak hening.

Kemudian datanglah teman Dian yang bernama Tyas di depan rumahnya. Namu Dian sendiri seolah tidak memperhatikan kehadiran Tyas tersebut.

“Dian, itu di depan rumah ada Tyas sedang nungguin kamu, buruan temui dia, kasian sudah sejak tadi dia nungguin kita.” Ujar Lisa yang tengah mengerjakan tugas di rumah Dian.

“Bi, bilangin ke Tyas yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi atau bilang gak ada gitu ya.” Pinta Dian kepada Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya.

“Baik non, Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.

“Eh Dian, kenapa kamu seperti itu sama Tyas? Padahal kan dia pastinya sudah datang jauh-jauh, kenapa kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik Yan.” Ujar Lisa yang coba menasehati Dian.

“Kamu itu gak tau Tyas apa Lis, dari luarnya memang dia orang yang baik, ramah dan juga manis.

Tetapi masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang hanya dengan begitu saja, dia itu hanya manis di luar tapi dalamnya pahit tahu.” Jawab Dian dengan sinis.

“Loh, pahit gimana maksudnya Yan?” Balas Lisa yang masih bingung dengan jawaban Dian.

“Tahu gak sih kamu Lis, Tyas itu sering banget membicarakan keburukan orang lain.

Bahkan dia sering membicarakan keburukan teman sendiri di belakangnya. Pokoknya banyak banget deh kalo harus jelasinnya.” Jawab Dian dengan setengah sinis.

“Dia itu beda banget sama kamu Lis, kamu itu judes, ceplas ceplos kalo ngomong sama aku, tetapi setidaknya kamu mempunyai hati yang tulus Lis, bukannya sahabat yang baik di luarnya saja tapi dalamnya busuk.

Dalam menjalin pertemanan, aku tidak membutuhkan tampilan luar dari seseorang Lis” Jelas Dian panjang lebar kepada Lisa.

Unsur Intrinsik Cerpen

Tema: Persahabatan.

Alur/Plot: Maju.

Setting: Rumah Dian, depan rumah, hari yang cerah, sinis.

Tokoh: Dian, Lisa Tyas, Bibi pembantu rumah.

Watak: Dian (protagonis), Tyas (antagonis), Lisa (netral).

Sudut Pandang: Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.

Amanat: Dalam menjalin pertemanan harus baik di depan dan tidak menjelek-jelekkan temannya.

SEMOGA MEMBANTU !


20. contoh cerpen beserta unsur intrinsik?


Sebatang Kara

Tanah di pekuburan umum itu masih basah ketika para pentakziah sudah pulang. Sementara Ogal masih duduk sambil sesekali menyeka air matanya. Ibu yang selama ini paling dia hormati dan cintai, tadi malam telah meninggal dunia, menghadap Tuhan Yang Maha Esa.
Burung-burung camar terbang rendah dan sesekali mencelupkan paruhnya di air laut.
Bu Tutik dan suaminya masih berdiri di belakang sambil menunggu Ogal. Kedua orang tua asuh itu sangat setia kepada Ogal.
“Rasanya saya sudah tidak punya siapasiapa lagi, Bu,” tiba-tiba Ogal berkata dengan suara agak berat.
Bu Tutik memegang lengan Ogal sambil mengelus rambutnya.
“Jangan berkata begitu, anakku. Kami akan menjadi orang tuamu sampai kapan pun.”
“Sampai saya mandiri?” desak Ogal.
“Sampai kapan pun. Aku tidak akan membatasi kamu, sebab pada hakikatnya engkau adalah anakku juga.”
“Maksud Ibu?” Ogal tidak mengerti.
“Ya, rupanya engkau ditakdirkan untuk aku asuh dan menjadi anak kami. Tetapi kami bertekad untuk menjadi orang tuamu, bukan sekedar orang tua asuh.”
Ogal memeluk Bu Tutik. Air mata di pipinya tak henti-hentinya mengalir sehingga membasahi bajunya. Sementara suami Bu Tutik turut berduka atas kematian Bu Arpati.
Sebenarnya Ogal masih ragu-ragu, apakah dia akan ikut Bu Tutik atau bertahan hidup dengan mandiri. Jika dia ikut Bu Tutik, tentu tidak dapat bekerja seperti ketika ia masih hidup bersama ibunya. Hal itu menjadikannya manja. Tetapi jika menolak kebaikan Bu Tutik, terasa tidak enak. Pengorbanan Ibu Guru itu sudah sedemikian besarnya.
Dari pengalaman hidupnya selama ini, banyak hal yang dapat Ogal petik. Ia biasa bekerja keras, tidak suka menggantungkan pada orang lain. Ia juga biasa hidup prihatin sehingga tidak suka berfoya-foya.
“Bolehkah saya menjajakan kue lagi, Bu?” pinta Ogal kepada Bu Tutik.
“Buat apa, Ogal?”
“Agar saya tetap bisa bekerja.”
“Kurasa tidak perlu, Ogal. Pusatkan perhatianmu untuk belajar. Sebentar lagi engkau akan ujian.”
“Tapi, saya tidak enak kalau menganggur, Bu!”
“Di rumahku engkau tidak mungkin menganggur. Engkau bisa belajar menggunakan komputer, mengetik, nonton TV, dan memelihara kebun.”“Tapi, saya akan tidak bekerja, Bu!”
“Pada hakikatnya engkau bekerja juga. Memelihara kebun atau membantuku di rumah juga bekerja.”
“Jadi, tidak harus menjajakan kue, Bu?” Bu Tutik mengangguk.
“Kalau begitu, tolong carikan pekerjaan yang bisa saya lakukan.” Bu Tutik tersenyum.
“Jangan khawatir.” 
Bu Tutik ternyata dapat memenuhi harapan Ogal. Banyak pekerjaan yang dapat dilakukan Ogal. Misalnya, memelihara kebun mangga, mencatat keluar masuknya barang, dan sebagainya.
Kali ini Ogal tidak kalah sibuknya dengan sewaktu berada di desa nelayan. Bahkan mungkin boleh dikatakan sangat sibuk.
Pekerjaan di rumah Bu Tutik tidak hanya satu, melainkan sangat banyak. Walaupun begitu, Bu Tutik tidak pernah memaksa Ogal untuk bekerja. Semua itu hanya semata-mata menuruti keinginan Ogal.

21. contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan sinopsisnya?


Namaku Nita ryaningsih. Aku mempunyai sahabat bernama Tania daniarti, sudah cukup lama aku bersahabat dengannya. Hari demi hari kami lewatkan bersama dengan penuh canda. Kami sangatlah akrab, bahkan kami pun juga dijuluki oleh teman kelas bahwa kami itu bagaikan peribahasa “Dimana ada asap disitu ada api” atau “Dimana ada Tania disitu ada aku”.

“Hai Tania!!” ucapku di sekolah saat aku bertemu dengannya seraya melambaikan tangan.
“Hai juga Nita” jawabnya singkat.
“Ada apa denganmu Tania?, sepertinya kamu sedang tidak gembira hari ini dan aku lihat wajahmu juga sedikit pucat. Apa kau sakit?” tanyaku.
“Aku baik baik saja kok Nita” jawabnya.
“Ya sudah kalau kau baik baik saja, ayo kita ke kelas” ajakku.

Saat pulang sekolah aku masih memikirkan bagaimana keadaan Tania sekarang. Aku pun mencoba untuk menghubungi Tania untuk menanyakan bagaimana keadaannya sekarang, tapi Tania tidak mengangkat teleponnya.

Esoknya di sekolah Tania tidak masuk, aku sangat memikirkan keadaannya. Sudah berminggu minggu Tania tidak masuk sekolah, aku pun memutuskan untuk pergi ke rumah Tania. Saat sampai di rumahnya aku mendapat kabar bahwa Tania sakit dan sudah lama dirawat, dan rumah sakit Tania juga tak jauh dari rumahnya, maka itu aku memutuskan untuk datang ke rumah sakit.

Saat sampai di rumah sakit yaitu di ruangan Tania, aku melihat seluruh keluarganya sudah menangis dan aku melihat kain putih menutupi badan Tania. Aku pun langsung memeluk jasad Tania sambil menangis. Ternyata Tania mempunyai penyakit kanker, aku pun mengerti mengapa wajah Tania sedih pada saat itu.

Sekarang jasad Tania sudah ditimbun dengan tanah. Aku pun teringat tentang kenangan bersamanya, mengerjakan tugas bersamanya, bercanda tawa dengannya dan itu adalah kenangan yang tak terlupakan.

22. contoh teks cerpen beserta unsur intrinsik


cerpen adalah cerita pendek dah itu aja ya

23. contoh cerpen beserta sinopsis, unsur intrinsik dan ekstrinsik serta kekurangan dan kelebihan?


Unsur intrinsik adalah Alur tokoh karu

24. cerpen singkat beserta unsur intrinsik


unsur: orientasi , komplikasi,resolusi ,koda

25. Buatlah contoh cerpen beserta unsur intrinsiknya!


Jawaban:

unsur intrinsik :

temapenokohanlatarwatakamanat

26. buatlah cerpen beserta unsur intrinsiknya


cerpen bertema apa ?


27. Berikan contoh cerpen sastra beserta unsur intrinsiknya ! (contoh cerpen sastra doank juga boleh)


Indahnya Persahabatan
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Tyas. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Tyas yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Tyas.
Tyas sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Dwi. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Tyas. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Dwi tidak main ke rumah Tyas.
“Ke mana, ya,Ma, Dwi. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Dwi diketuk Tyas. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Tyas menanyakan ke tetangga sebelah rumah Dwi. Ia mendapat keterangan bahwa Dwi sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Dwi di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Dwi. Terpaksa Dwi tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Dwi,” ucapnya dalam hati,
Di rumah, Tyas tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Yas? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Dwi, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Tyas menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Dwi sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Tyas tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Tyas.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Dwi!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Dwi bisa berkumpul kembali dengan aku!” Tyas memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Dwi di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Tyas baru berhasil memperoleh alamat rumah Dwi di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Dwi. Kemudian Tyas bersama Papa datang ke rumah Dwi. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Dwi dan Dwi sendiri. Betapa gembira hati Dwi ketika bertemu dengan Tyas. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Dwi agak kaget dengan kedatangan Tyas secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Tyas ingin berkunjung ke rumah Dwi di desa.
“Sorry, ya, Yas. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Dwi. Ternyata orang tua Dwi tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Dwi sendiri.
“Begini, Wi, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Surabaya. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Wi, apakah kamu mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Tyas menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Tyas bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Dwi. Tampak mata Tyas berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Dwi tinggal di rumah Tyas. Sementara orang tuanya tetap di desa

28. contoh cerpen beserta unsur intrinsiknya ??


tema,toko,latar,alur,amanat,sudut pandang

29. contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik


Arin dan Mimpinya

Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2 anak perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.

Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya supaya setelah lulus SMP ia melanjutkan kesekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kamu pindah, Rin ? apakah ada masalah di sekolahmu sehingga kamu ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain” jawab Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah dia setuju dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi pasti aku akan mengatakan padanya segera”

Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekoahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam.

Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “Kamu kenapa nak?” tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah beban Arin saat ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.

Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di dekat rumah orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya.  

Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari Arin, akhirnya permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin karena prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke SMA lain karna ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi setelah mendesak kepala pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang sekali. Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakannya.  

Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.


Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”

1. Tema : Kebersamaan keluarga

2. Latar  

Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin

Suasana : Sedih (Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam), Bahagia (Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya), Haru (Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya)

Waktu : Malam (Terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya), Pagi hari (Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada temannya)

3. Alur : Maju

4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis karena konflik yang terjadi adalah konflik batin tokoh utamanya

5. Penokohan:  

Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,  

Bibi : Penyayang, Baik

Ayah : Pesimis, Baik

6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal

7. Gaya Bahasa : Pengarang menyampaikaan ceritanya dengan bahasa yang mudah dimengerti tanpa kiasan sehingga cerita mudah dimengerti

8. Moral Value: Jangan menyerah dengan keadaan karean setiap masalah pasti ada jalan keluar


30. Tuliskan contoh cerpen beserta struktur cerpen tersebut dan unsur intrinsiknya​


Baik Luar Dalam

Di suatu hari yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Dian dan Lisa yang tengah mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Dian. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun nampak hening.

Kemudian datanglah teman Dian yang bernama Tyas di depan rumahnya. Namu Dian sendiri seolah tidak memperhatikan kehadiran Tyas tersebut.

“Dian, itu di depan rumah ada Tyas sedang nungguin kamu, buruan temui dia, kasian sudah sejak tadi dia nungguin kita.” Ujar Lisa yang tengah mengerjakan tugas di rumah Dian.

“Bi, bilangin ke Tyas yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi atau bilang gak ada gitu ya.” Pinta Dian kepada Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya.

“Baik non, Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.

“Eh Dian, kenapa kamu seperti itu sama Tyas? Padahal kan dia pastinya sudah datang jauh-jauh, kenapa kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik Yan.” Ujar Lisa yang coba menasehati Dian.

“Kamu itu gak tau Tyas apa Lis, dari luarnya memang dia orang yang baik, ramah dan juga manis. Tetapi masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang hanya dengan begitu saja, dia itu hanya manis di luar tapi dalamnya pahit tahu.” Jawab Dian dengan sinis.

“Loh, pahit gimana maksudnya Yan?” Balas Lisa yang masih bingung dengan jawaban Dian.

“Tahu gak sih kamu Lis, Tyas itu sering banget membicarakan keburukan orang lain. Bahkan dia sering membicarakan keburukan teman sendiri di belakangnya. Pokoknya banyak banget deh kalo harus jelasinnya.” Jawab Dian dengan setengah sinis.

“Dia itu beda banget sama kamu Lis, kamu itu judes, ceplas ceplos kalo ngomong sama aku, tetapi setidaknya kamu mempunyai hati yang tulus Lis, bukannya sahabat yang baik di luarnya saja tapi dalamnya busuk. Dalam menjalin pertemanan, aku tidak membutuhkan tampilan luar dari seseorang Lis” Jelas Dian panjang lebar kepada Lisa.

Unsur Intrinsiknya

Setelah kita membaca contoh cerpen singkat tentang persahabatan di atas, kita juga perlu mengetahui bagaimana unsur intrinsik yang membangun cerpen tersebut. Berikut unsur intrinsiknya

Tema: Persahabatan

Alur/Plot: Maju.

Setting: Rumah Dian, depan rumah, hari yang cerah, sinis.

Tokoh: Dian, Lisa Tyas, Bibi pembantu rumah.

Watak: Dian (protagonis), Tyas (antagonis), Lisa (netral).

Sudut Pandang: Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan

Amanat: Dalam menjalin pertemanan harus baik di depan dan tidak menjelek-jelekkan temannya.

jgn lupa, follow ya.

makasih


31. contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik dari cerpen tersebut ​


"Dia Sahabatku"

Pada suatu hari hiduplah dua orang sahabat mereka bernama shelly dan yenni. Mereka bersahabat selama 3 tahun lamanya. Shelly dan yenni saling menyayangi bahkan banyak orang-orang yang menyangka bahwa mereka saudara kandung. Setiap pagi sebelum berangkat kesekolah shelly selalu pergi kerumah Yenni untuk bersama berangkat ke sekolah.

Pada siang harinya sesuai dengan rencana yang mereka telah sepakati sebelumnya, merka akan pergi ke swalayan yang tidak berada jauh dari sekolah mereka. Mereka pergi ke swalayan untuk membeli sebuah kado  dan kue yang akan mereka belikan untuk nenek shelly. Nenek Shelly adalah orang yang baik. Ia selalu baik dan ramah kepada Yenni walaupun Yenni bukan cucu dari sang Nenek. Bukan hanya itu Nenek shelly juga terkadang memberikan nasihat dan  uang saku Cuma-Cuma  kepada mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore tetapi belum juga ada kabar yang pasti dari Yenni. Sembari menunggu kedatangan Yenni , Shelly membaca novel yang sebelumnya di beli di Toko Buku langganan mereka bersama Yenni. Membaca novel adalah hobi yang dimiliki shelly, berbeda dengan Yenni yang lebih memilih untuk bermain basket. Meskipun hobi mreka yang berbeda  tetapi mereka tetap dapat bersama. Bila ada latihan basket di sekolah maka shelly selalu setia menunggu Yenni sembari mengerjakan tugas atau sekedar untuk melanjutkan membaca novel.

“Aduh Yenni kemana ya?, Tanya shelly dalam hati” Shelly yang merasa panik terhadap Yenni karena sudah 3 jam setelah dirinya menunggu tidak ada kabar yang pasti dari Yenni.  “ Shelly “ Teriak seorang remaja yang berada tidak jauh dari keberadaannya. “ maaf, tadi aku harus membersihkan lapangan sebelum pulang, karena aku lupa mengerjakan tugas Matematika “ Jawab Yenni. Dengan wajah kesal sekaligus kasihan setelah mendengarkan alasan yang diberikan Yenni akhirnya Shelly memutuskan untuk pergi ke Swalayan. “ kan aku udah pernah bilang, kalo ada tugas itu langsung dikerjain malemnya “ Shelly member nasihat kepada Yenni dengan sedikit marah.

Setelah sampai di tempat yang mereka tuju yaitu swalayan, mereka langsung segera membeli kue dan memilih kira-kira kado yang mana yang pantas untuk Nenek Shelly. Shelly dan Yenni memutuskan untuk membeli baju sebagai hadiah yang akan mereka belikan kepada Nenek. Baju berwarna kuning yang cocok dengan kuli Nenek yang berwarna cukup cerah membuat mereka merasa itulah hadiah yang pas dan cocok untuk mereka berikan kepada Nenek. Bagi Yenni, Nenek Shelly adalah neneknya juga karena, Nenek Shelly juga selalu menyamakan kasih sayang yang ia berikan kepada Shelly dan Yenni. Maka dari itu, Yenni selalu menyayangi semua keluarga Shelly. Bagi Yenni mengeluarkan uang itu tak masalah asalkan Nenek atau keluarga Shelly yang lain bahagia. Setelah selesai membelanjakan kebutuhan apa saja yang mereka inginkan, mereka memutuskan untuk pulang karena mereka sudah ditunggu di Rumah Nenek oleh keluarga Shelly. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk cepat-cepat pulang.

Sesampainya di Rumah, mereka segera disambut oleh keluarga Shelly. Keluarga Shelly sudah mengganggap Yenni sebagai keluarga. Kebersamaan yang tidak bisa di dapatkan di dalam keluarga Yenni dapat Ia dapatkan di saat bersama dengan keluarga Shelly. Selain itu baik keluarga Shelly juga selalu memperhatikan Yenni.

Yenni hanya tinggal berdua dengan ayahnya selain itu, ayah Yenni  sering pergi meninggalkan Yenni untuk mencari uang berdagang di luar kota. Dengan kata lain, Yenni selalu merasa kesepian  bahkan kadang enggan untuk pulang kerumah. Ibu Yenni telah lama bercerai dengan Ayahnya kurang lebih semenjak Yenni berumur 11 tahun. Semenjak Ayah dan Ibunya bercerai Yenni tidak pernah bertemu Ibunya. Ia tidak pernah merasakan perhatian dari seorang Ibu semenjak kedua orang tuanya telah resmi bercerai. Oleh karena hal itu, Shelly selalu berada di dekat Yenni karena ia tidak ingin sahabatnya merasa kesepian karena baginya persahabatan itu bukan hanya dapat dikatakan dimulut saja tetapi dibuktikan dengan nyata.

Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

1. Unsur Instrinsik:

a. Tokoh

 -Shelly

 -Yenni

 -Nenek

b. Penokohan

 -Shelly : Baik, Rajin, Pintar

 -Yenni : Baik, Malas

 -Nenek: Baik

c. Latar

 - Sekolah

 - Swalayan

 - Rumah Nenek

d. Sudut Pandang

Dalam penulisan cerpen ini penulis menuliskan cerpen dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga karena dalam penulisan cerpen menceritakan kisah orang lain.

e. Tema: Persahabatan

f. Amanat

Amanat yang di sampaikan dari cerpen di atas adalah kita harus menyayangi orang lain walaupun kita tidak ada berhubungan darah dan saling mengerti satu sama lain.

2. Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang yang dituliskan dari cerpen diatas yang telah disampaikan penulis adalah adanya kasih sayang dari lingkungan sekitar yang membuat menguatnya persahabatan yang diceritakan oleh penulis. 

Penjelasan:

Semoga membantu


32. Buatkan contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan ekstrensik


CERITA DIBAWAH

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen “Arin dan Mimpinya”

1. Tema : Kebersamaan keluarga

2.Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin

Suasana : Sedih (Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam), Bahagia (Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya), Haru (Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya)
Waktu : Malam (Terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya), Pagi hari (Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada temannya)
3. Alur : Maju
4. Tokoh: Arin (Antagonis), Bibi dan Ayah (Tritagonis), Tidak ada tokoh antagonis karena konflik yang terjadi adalah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan:

Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,
Bibi : Penyayang, Baik
Ayah : Pesimis, Baik

6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal


Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2 anak perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.

Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya supaya setelah lulus SMP ia melanjutkan kesekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kamu pindah, Rin ? apakah ada masalah di sekolahmu sehingga kamu ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain” jawab Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah dia setuju dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi pasti aku akan mengatakan padanya segera”

Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekoahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam.

Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “Kamu kenapa nak?” tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah beban Arin saat ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.

Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di dekat rumah orang tuanya mengadkan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya.

Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari Arin, akhirnya permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin karena prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke SMA lain karna ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi setelah mendesak kepala pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang sekali. Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakannya.

Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.

33. contoh cerpen beserta unsur intrinsik?


team, amanat, tokoh, latarContoh Cerpen 2

Musibah


Kemakmuran di desa nelayan itu tidak selamanya abadi. Ada saatnya naik dan ada saatnya pula turun bak gelombang pasang yang datang.

Sudah dua bulan terakhir angin kencang selalu melanda desa itu. Jika sudah demikian, tidak seorang nelayan pun berani mencari ikan menggunakan perahu, bahkan dengan perahu motor pun tidak berani.

Pak Bakri, yang dikenal sebagai nelayan terkaya di desa itu juga menderita akibat datangnya angin kencang selama dua bulan berturut-turut.

Sebagai juragan nelayan, ia merasa kehilangan pendapatan. Apalagi setelah datangnya penyakit yang misterius menyerang sebagian besar penduduk. Bu Bakri sudah dua minggu tidak bisa turun dari tempat tidurnya. Tubuhnya terasa kaku, seakan-akan mati.

Pak Bakri telah menjual dua perahu motornya. Jika tidak, mana mungkin ia bisa membayar utangnya pada bank. Padahal sudah waktunya ia harus membayar cicilan utangnya. Belum lagi biaya pengobatan ke dokter dan ke dukun akibat penyakit yang diderita Bu Bakri.

Pada saat itu Pak Bakri mulai merasakan betapa besarnya kesalahan yang telah diperbuatnya kepada penduduk. Ia yang selama ini suka mencela dan melecehkan penduduk yang miskin, merasa berdosa.

Manol yang selama ini dimanjakan, terasa tidak lagi dipedulikan. Kesusahan keluarga itu terasa sangat menyiksanya.

Penduduk di desa nelayan itu benar-benar berada dalam keadaan tidak berdaya. Kebiasaan mereka membeli barang elektronika saat musim panen ikan, kini barang itu dijualnya. Radio, televisi, video, dan sebagainya, dijual agar mereka dapat mempertahankan hidupnya. Bukan cuma itu, lemari, kursi, dan perhiasan yang dipakainya juga dijual.

Orang-orang yang berada di sekitar desa nelayan itu juga turut merasakan penderitaan. Mereka yang membuka warung, toko, atau apa saja tidak laku. Pembelinya tidak ada. Utang-utang para nelayan itu menunggak sampai batas waktu yang belum diketahui.....

Tiba-tiba angin bertiup perlahan-lahan. Deburan ombak pun mulai berkurang. Sementara wajah-wajah nelayan menatap ke langit dengan penuh harap. Mereka mulai merasakan betapa musibah ini merupakan ujian yang terberat yang pernah mereka alami.

Betapa tidak, selama puluhan tahun belum pernah mereka mengalami musibah seperti ini. Kalaupun ada angin, paling lama cuma tiga hari. Itu pun rasanya sangat meresahkan Selama ini mereka harus beristirahat total selama dua bulan.

(Buah Keikhlasan, 1997)

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen

Setelah membaca kedua cerpen di atas, kalian dapat menentukan tema, latar, serta penokohan dalam cerpen. Tema, latar, dan penokohan masing-masing cerpen tersebut dapat kalian tuliskan sebagaimana contoh berikut.

1. Tema

a. “Sebatang Kara” bertema mengenai keteguhan hati seorang anak yatim piatu yang tidak ingin bergantung kepada orang lain. Tema tersebut memiliki subtema mengenai kebaikan hati seseorang.

b. “Musibah” bertema mengenai perputaran kehidupan atau keadaan yang sewaktu-waktu dapat berubah. Tema tersebut memiliki subtema kesadaran atau penyesalan seseorang yang muncul karena adanya musibah.

2. Latar

a. “Sebatang Kara” meliputi:

1) Latar tempat: tanah pemakaman, rumah Bu Tutik.

2) Latar suasana: kesedihan, ketegaran dan keteguhan, serta kesibukan.

3) Latar waktu: saat di pemakaman, saat di rumah Bu Tutik.

b. “Musibah” meliputi:

1) Latar tempat: kampung nelayan dan rumah Pak Bakri.

2) Latar suasana: keadaan yang susah atau sedih di suatu daerah karena adanya musibah dan penyakit; penyesalan.

3) Latar waktu: pada suatu hari saat terjadi musibah di kampung nelayan.

3. Penokohan

a. “Sebatang Kara” tokohnya:

– Ogal = Tegar dan bersemangat mandiri.

– Bu Tutik = Baik hati.

b. “Musibah” tokohnya:

– Pak Bakri = Pencela yang kemudian sadar.

– Bu Bakri = Tidak terungkap jelas.

– Manol = Manja.

– Penduduk = Pemboros.

34. contoh cerpen menyenangkan beserta unsur intrinsik minimal 5 paragraf


Cristabel terbangun dari tidurnya. Jam dinding warna pink menunjukkan pukul 1 dini hari. Ah, dasar… desah Cristabel. Lagi-lagi ia mendengar suara itu, untuk yang ke sekian kalinya. “Cristabel… Cristabel…” suara wanita yang memilukan, membuat sekujur tubuh gadis berambut panjang itu gemetaran. Sudah 3 hari ini ia terus mendengar suara itu. Jika di hari sebelumnya Cristabel hanya akan menepis suara itu jauh-jauh, kembali tidur dan tidak memerdulikannya, beda dengan hari ini. Sudah cukup. Gadis yang akrab disapa Abel itu tidak tahan lagi dengan orang jahil dan tidak punya sopan santun karena membangunkan orang di tengah malam.

Selimut putih dengan renda pink yang sedari tadi menutupi tubuhnya, kini ia jauhkan, dan perlahan Abel berdiri. Mengendap-endap padahal ia berada di kamar sendiri. Sejujurnya, Abel tidak seberani itu. Sedari tadi jantungnya berdegup sangat cepat dan dahinya dibasahi keringat. Tidak. Tidak hanya hari ini, tapi juga dengan hari-hari sebelumnya. Saat suara itu mulai memanggil namanya. Ia takut.

Yang aneh dari suara itu, ketika Abel terbangun, suaranya akan hilang. Jika Ia tertidur lagi, suaranya akan muncul kembali. Tidak adanya suara itu membuat Abel sedikit kesulitan untuk menerka, dari mana asal-muasal suara itu. Ia terdiam, mengingat-ingat di mana persisnya tempat yang menjadi sumber suara itu. Ah! Jendela! Abel sangat ingat kalau suara itu berasal dari balik jendela.

Kini, jendela bertirai pink berada di hadapannya. Entah kenapa, bukannya takut Abel malah menjadi semakin penasaran juga kesal. Dengan beraninya, tanpa berfikir dua kali, Ia sibakkan gorden pink yang menutupi jendela. Menunjukkan suasana gelap halaman samping rumahnya. Kaca jendela yang tertutup, ia buka juga. Tapi nihil, Abel tak menemukan apapun. Hanya suasana gelap, juga bunyi jangkrik dan udara dingin. Sontak Abel terkejut, begitu udara dingin itu menyentuh lengannya. Buru-buru ia tutup kaca juga hordeng dan mundur kembali ke tempat tidur. Ia terus berfikir, apa-apaan itu. Jantungnya kembali berdetak kencang, bulir-bulir keringat meluncur dari dahinya.

Tok, tok, tok.. “Abel?” suara yang familiar mengejutkan Abel. “Kamu gak pa-pa, nak?” Abel menghembuskan nafas lega yang tadi sempat tercekat. Ia yakin itu suara ibunya. “Iya, Ma. Gak pa-pa kok.” “Oke.” Suara di balik pintu itu lenyap, bersamaan dengan suara langkah kaki yang menjauh.

Seketika Abel tersadar. Kenapa Ia tidak memberitahukan tentang suara pengganggu itu pada ibunya. Dengan langkah mantap ia menghampiri pintu bercat putih yang akan mengantarkannya pada ibunya. Perlahan rasa takut Abel pun memudar. Digantikan oleh keyakinan serta keberanian.

Dan.. tanpa diduga. Satu kata yang terlintas di fikiran Abel saat pintu kamarnya terbuka adalah “waw”, kemudian “hebat”, selanjutnya “luar biasa”. Tapi kemudian Ia tersadar. Apa-apaan ini?? Ruang keluarga yang seharusnya terlihat ketika pintu kamar terbuka tergantikan oleh pepohonan rindang. Mungkin akasia, damar, ataupun pinus. Entahlah, Abel tak paham jenisnya. Tapi yang Abel pahami, ruang keluarga sebelumnya tidak terlihat seperti.. seperti ‘ini’.

Dengan perasaan kaget, takjub, bingung, Abel berjalan. Perlahan menuju ruang tamu -ralat- hutan dengan berbagai tumbuh-tumbuhan itu. Sebenarnya Abel tidak yakin, apa pemandangan di hadapannya ini bisa disebut dengan ‘hutan’, hutan yang normal pastinya. Karena, keadaan di sini benar-benar jauh dari kata ‘normal’. Semak-semak warna pink? Memangnya ada? Pohon yang buahya seperti kelapa namun daunnya lebar, memang ada? Entahlah… jika ini mimpi Abel ingin cepat terbangun.

Tunggu.. Abel menghentikan langkahnya. Jika ini mimpi… mimpi… mimpi… berarti satu hal yang harus Abel lakukan agar kembali ke dunia nyata adalah bangun. Iya, bangun! Tapi bagaimana caranya?

“Kau, apakah kau mau kembali ke kenyataan?” astaga, suara itu lagi. Abel berjingkrak, memutar badannya mencari siempunya suara. “Siapa kamu? Tak bisakah menampakkan wujudmu? Kau tahu, hal seperti itu sungguh tidak sopan?” hening. Tidak ada jawaban dalam beberapa menit. Abel mulai khawatir, bagaimana jika ia terjebak di sini? Bagaimana jika ia tidak bisa bangun? Bagaimana kalau ini mimpi buruk… mimpi buruk untuk selamanya.



35. contoh cerpen beserta unsur intrinsik,ekstrinsik,dan sinopsis


Unsur intrinsik:Tema,Alur,Tokoh Dan Penokohan, Latar,Sudut pandang Dan amanat

36. Buatlah instrument tes (5 pertanyaan) pilihan ganda, untuk mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen!​


Jawaban:

Apa yang menjadi tujuan penulis dalam cerpen "Anak Kecil di Tepi Danau"?

a. Menceritakan kisah cinta

b. Menyampaikan pesan moral

c. Menggambarkan suasana alam

d. Menggambarkan kondisi sosial

Siapa tokoh utama dalam cerpen "Anak Kecil di Tepi Danau"?

a. Anak kecil

b. Orang tua anak kecil

c. Teman anak kecil

d. Guru anak kecil

Bagaimana latar waktu dalam cerpen "Anak Kecil di Tepi Danau"?

a. Pagi hari

b. Siang hari

c. Malam hari

d. Tidak ditentukan

Bagaimana latar tempat dalam cerpen "Anak Kecil di Tepi Danau"?

a. Di kota

b. Di desa

c. Di tepi danau

d. Di rumah

Apakah ada perubahan yang terjadi pada tokoh utama dalam cerpen "Anak Kecil di Tepi Danau"?

a. Ya

b. Tidak

Kunci jawaban: 1b, 2a, 3d, 4c, 5a

Catatan : Cerpen "Anak Kecil di Tepi Danau" hanyalah contoh cerpen yang saya gunakan sebagai jawaban, anda dapat menggunakan cerpen lain dan memodifikasi pertanyaan sesuai dengan unsur intrinsik yang ditanyakan.

Penjelasan:


37. contoh cerpen tentang kewirausahaan beserta sinopsis dan unsur intrinsiknya gimana?


Contoh cerpen kewirausahaan:

Rani merupakan seorang mahasiswi lulusan jurusan pertanian yang memilih berwirausaha daripada bekerja menjadi pegawai kantoran. Dia menjual berbagai macam produk olahannya sendiri yang dia racik dari penelitian yang pernah dia lakukan di kampusnya dahulu, yaitu sambal dengan campuran rumput laut dengan harga yang ekonomis dan sehat.

Awal mulanya, Rani memasarkan produknya terebut di kalangan teman kuliahnya sampai dosen dan bahkan staf kampus. Selain harga produknya yang relatif sangat terjangkau yaitu sesuai dengan kantong mahasiswa, produk Rani juga sangat menyehatkan karena terbuat dari bahan pilihan. “Ran apa yang membuatmu lebih suka untuk berwirausaha? padahal kamu termasuk mahasiswa yang berprestasi. Kamu bisa saja masuk ke perusahaan manapun dengan mudah bahkan tanpa melalui tes. Apalagi produk dari jualanmu itu kamu menjualnya dengan harga yang urah sekali,  bagaimana kamu bisa memperoleh keuntungan?” Tanya salah satu temannya dahulu. “Iya memang, aku bisa saja menjual produkku ini dengan harga yang mahal, apalagi bagi orang yang paham  tentang kesehatan. Selain itu, aku juga bisa saja bekerja di sebuah perusahaan bonafit dengan gaji yang relatif tinggi. Tapi mohon maaf teman-teman, aku bersekolah kuliah tinggi-tinggi bukan hanya untuk uang atau balik modal saja dari seluruh biaya yang aku keluarkan semasa kuliah. Aku sangat merasa bahagia apabila pekerjaanku ini bisa bermanfaat untuk banyak orang baik dari segi biaya dan dari segi kesehatan pembeliku.” Rani menjelaskan panjang lebar. Mendengar penjelasan Rani tersebut, temannya langsung terdiam saja.

Pembahasan

Unsur intrinsik cerpen diatas:

A. Tema               : kewirausahaan

B. Karakter Tokoh dan penokohan:

Yola - dermawan, tidak sombong, peduli, sederhana.Teman Yola - to the point, pandai

C. Alur                 : flashback

D. Gaya bahasa  : lugas

E. Sudut pandang: orang ketiga tunggal

F. Amanat            : setinggi apapun pendidikan kita bukan sebuah aib jika pekerjaan kecantikan sesuai dengan jurusan. Bahkan dengan membuka usah sendiri dan memasarkannya murah pun sudah sebagai wujud kepuasan.

Pelajari lebih lanjut

Materi penjelasan tentang cerpen pada link

brainly.co.id/tugas/306725

Materi penjelasan tentang contoh cerpen pada link

brainly.co.id/tugas/12435521

Detil Jawaban

Kelas     : VIII

Mapel    : Bahasa Indonesia

Bab        : Bab 5 - Membaca Cerpen

Kode      : 8.1.5

#AyoBelajar

38. Contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya brainly


Jawaban:

Baik Luar Dalam

Di suatu hari yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Dian dan Lisa yang tengah mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Dian. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun nampak hening.

Kemudian datanglah teman Dian yang bernama Tyas di depan rumahnya. Namu Dian sendiri seolah tidak memperhatikan kehadiran Tyas tersebut.

“Dian, itu di depan rumah ada Tyas sedang nungguin kamu, buruan temui dia, kasian sudah sejak tadi dia nungguin kita.” Ujar Lisa yang tengah mengerjakan tugas di rumah Dian.

“Bi, bilangin ke Tyas yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi atau bilang gak ada gitu ya.” Pinta Dian kepada Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya.

“Baik non, Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.

“Eh Dian, kenapa kamu seperti itu sama Tyas? Padahal kan dia pastinya sudah datang jauh-jauh, kenapa kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik Yan.” Ujar Lisa yang coba menasehati Dian.

“Kamu itu gak tau Tyas apa Lis, dari luarnya memang dia orang yang baik, ramah dan juga manis.

Tetapi masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang hanya dengan begitu saja, dia itu hanya manis di luar tapi dalamnya pahit tahu.” Jawab Dian dengan sinis.

“Loh, pahit gimana maksudnya Yan?” Balas Lisa yang masih bingung dengan jawaban Dian.

“Tahu gak sih kamu Lis, Tyas itu sering banget membicarakan keburukan orang lain.

Bahkan dia sering membicarakan keburukan teman sendiri di belakangnya. Pokoknya banyak banget deh kalo harus jelasinnya.” Jawab Dian dengan setengah sinis.

“Dia itu beda banget sama kamu Lis, kamu itu judes, ceplas ceplos kalo ngomong sama aku, tetapi setidaknya kamu mempunyai hati yang tulus Lis, bukannya sahabat yang baik di luarnya saja tapi dalamnya busuk.

Dalam menjalin pertemanan, aku tidak membutuhkan tampilan luar dari seseorang Lis” Jelas Dian panjang lebar kepada Lisa.

Unsur Intrinsik Cerpen:

Tema: Persahabatan.

Alur/Plot: Maju.

Setting: Rumah Dian, depan rumah, hari yang cerah, sinis.

Tokoh: Dian, Lisa Tyas, Bibi pembantu rumah.

Watak: Dian (protagonis), Tyas (antagonis), Lisa (netral).

Sudut Pandang: Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.

Amanat: Dalam menjalin pertemanan harus baik di depan dan tidak menjelek-jelekkan temannya.


39. contoh cerpen beserta unsur intrinsik dan ektrinsiknya


cerita hidup kamu jg dpat menjadi cerpen
dengan unsur intrinsik: 1. Tema 
                                  2. Latar (Tempat, waktu, suasana)
                                  3. Tokoh
                                  4. Penokohan
                                  5. Setting
unsue ekstrinsik : kehidupan pribadi pengarang seperti, agama, pokoknya kayak biografi pengarang.

40. contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya


Contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya:

"Baik Luar Dalam"

Di suatu hari yang sangat cerah, terdapat dua orang teman bernama Dani dan Lili yang tengah mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Dani. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun tampak hening. Kemudian datanglah teman Dani yang bernama Tia di depan rumahnya. Namun Dani sendiri seolah tidak memperhatikan kehadiran Tia tersebut.

“Dani, itu di depan rumah ada Tia sedang nunggu kamu, buruan temui dia, kasian sudah dari tadi dia nungguin kita.” Ujar Lili yang tengah mengerjakan tugas di rumah Dani.

“Bi, bilangin ke orang yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi atau bilang aja aku gak ada gitu ya.” Pinta Dani kepada Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumah Dani.

“Baik non, Bibi akan sampaikan.” Jawab si Bibi.

“Eh Dani, kenapa kamu seperti itu sama Tia? Padahal kan dia pastinya sudah datang jauh-jauh, tapi kenapa kamu usir, kan ga enak. Kasian loh dia, dia juga anak yang baik Dan.” Ujar Lili yang mencoba menasehati Dani.

“Kamu itu gak tau Tia apa Li? dari luarnya memang dia seperti orang yang baik, ramah juga manis.

Tetapi masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang hanya dengan begitu saja, dia itu hanya manis di luar tapi dalamnya pahit tahu Li.” Jawab Dani dengan sinis.

“Loh, pahit gimana maksudnya?” Balas Lili yang masih bingung dengan jawaban si Dani.

“Tahu gak sih kamu, Tia itu sering banget membicarakan keburukan orang lain Li. Bahkan dia itu sering membicarakan keburukan teman sendiri di belakangnya. Pokoknya panjang banget deh kalo harus jelasinnya.” Jawab si Dani dengan setengah sinis.

“Dia itu beda banget sama kamu, kamu itu judes, ceplas-ceplos kalo ngomong sama aku, tapi setidaknya kamu memiliki hati yang tulus Li, bukannya sahabat yang baik di luarnya saja tapi dalamnya busuk. Dalam menjalin pertemanan, aku itu tidak membutuhkan tampilan luar dari seseorang” Jelas ucapan Dani panjang lebar kepada Lili.

Pembahasan

Unsur intrinsik cerpen tersebut

Tema: Persahabatan.

Alur/Plot: Maju.

Setting: Rumah Dani, depan rumah, hari yang cerah, sinis.

Tokoh: Dani, Lili, Tia, Bibi pembantu rumah.

Watak: Dani - protagonis, Tia - antagonis, Lisa - netral.

Sudut Pandang: Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.

Amanat: Dalam menjalin hubungan pertemanan harus baik di depan dan tidak menjelek-jelekkan teman.

Pelajari lebih lanjut

1. Materi tentang Contoh sinopsis cerpen dan isi cerpen https://brainly.co.id/tugas/3426787

2. Materi tentang Apa yang membedakan cerpen remaja dengan cerpen-cerpen tema lain? https://brainly.co.id/tugas/337458

3. Materi tentang Sebutkan cerpen dan struktur cerpennya https://brainly.co.id/tugas/464048

-----------------------------

Detil jawaban

Kelas: 9

Mapel: Bahasa Indonesia

Bab: Bab 15 - Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

Kode: 9.1.15

#TingkatkanPrestasimu


Video Terkait

Kategori b_indonesia